Haji 2016: Dapur Katering Terbesar/gudang bahan baku (Foto: Rachmadin Ismail/detikcom)
FOKUS BERITA: Berhaji di Tanah Suci
Makkah - Al Hussam adalah perusahaan katering dengan jumlah produksi terbanyak bagi jemaah Indonesia. Dia dikontrak untuk menyediakan konsumsi 25.200 pax pada saat seluruh jemaah sudah berada di Makkah. Bagaimana isi dapurnya?detikcom dan sejumlah wartawan dari Media Center Haji (MCH) Kementerian Agama berkesempatan melihat dari dekat produksi makanan di dapur Al Hussam, Minggu (21/8/2016). Lokasinya berada di pusat kota Makkah, berjarak sekitar 20 menit dari kantor Daerah Kerja Makkah di Aziziyah.
Foto: Rachmadin Ismail-detikcom |
Direktur Operasional Al Hussam adalah seorang WNI bernama Hendra Amier. Bersama rekannya, Hadi, sebagai admin kitchen, mereka menunjukkan produksi dapur Al Hussam dari mulai tempat bakery, penyimpanan bahan baku, proses pemotongan, pembersihan, masak sampai pengepakan dan distribusi ke truk pengangkut.
Haji 2016: Dapur Katering Terbesar/Pegawai Al Hussam. (Foto: Rachmadin Ismail-detikcom) |
Awalnya, Hendra mengajak ke tempat produksi bakery dan kue-kue. Selanjutnya, tim diajak ke lokasi pencucian bahan baku, seperti sayuran dan pemotongan kentang. Alat yang digunakan semua serba otomatis.
Haji 2016: Dapur Katering Terbesar/gudang bahan baku (Foto: Rachmadin Ismail-detikcom) |
Di tempat penyimpanan bahan baku, Hendra menunjukkan kotak-kotak penyimpanan daging ayam berpendingin, lalu tempat pemotongan yang ada di seberangnya. Lalu ada juga tempat penyimpanan daging sapi dan lokasi penggilingan di depannya. Terakhir adalah lokasi penyimpanan ikan dan pengolahannya.
Selanjutnya, Hendra mengajak ke ruang masak. Di sana, terdapat alat-alat masak canggih otomatis untuk memasak nasi dan tungku-tungku berukuran raksasa untuk memasak sayur dan makanan lainnya. Setelah makanan jadi, dibawa ke ruang khusus untuk ditiriskan, lalu dinaikkan ke atas ke bagian pengepakan.
Haji 2016: Dapur Katering Terbesar/pengepakan (Foto: Rachmadin Ismail-detikcom) |
Di bagian pengepakan, terdapat sejumlah pekerja wanita yang dengan telaten mengatur takaran porsi di semua kotak agar rata. Setelah itu, makanan dimasukkan ke dalam box penghangat untuk didistribusikan ke jemaah menggunakan truk.
"Tahun lalu, pemerintah melalui Kementerian Agama alhamdulillah memberikan juara pertama kepada kami untuk daerah Makkah," kata Hendra mengenai prestasi kateringnya.
Direktur Operasional Al Hussam, Hendra Amier. (Foto: Rachmadin Ismail-detikcom) |
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) memang memberikan apresiasi tinggi pada perusahaan katering berprestasi. Selain diberi predikat juara, Al Hussam mendapat tambahan pemesanan, dari sebelumnya konsumsi untuk 15 ribu jemaah pada tahun 2015, kini menjadi 25.200 pax per sekali makan. Jemaah selama di Makkah mendapat konsumsi 24 kali, makan siang dan makan malam, di luar puncak haji Arafah-Mina.
Tahun ini, Al Hussam mendapat jatah membagikan konsumsi untuk jemaah di 34 lokasi pemondokan. Sekitar 29 pemondokan ada di sektor 6 dan lima pemondokan di sektor 5. Sejak dua hari lalu, proses distribusi makanan sudah berjalan, namun belum penuh karena jumlah jemaah yang datang masih belum genap seluruhnya.
"Kita juga melayani jemaah dari Maroko, Pakistan dan negara-negara lainnya. Sehari rata-rata kapasitas produksi konsumi kami mencapai 60 ribu pax," terang lulusan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung ini.
Tak hanya beroperasi pada musim haji, Al Hussam juga berjalan pada musim umrah. Mereka melayani pemesanan jemaah negara tertentu sampai memasukkan katering untuk hotel.
Haji 2016: Dapur Katering Terbesar/Pegawai Al Hussam. (Foto: Rachmadin Ismail-detikcom) |
Bagaimana dengan para karyawan? Kementerian Agama mewajibkan semua perusahaan katering menggunakan koki dari Indonesia agar menjaga cita rasa yang pas dengan lidah para jemaah. Di Al Hussam, menurut Hendra, ada 6 chef dari Indonesia. Semua adalah orang-orang yang dikenal baik oleh Hendra dan pernah bekerja sama di Indonesia. Ada juga pekerja Indonesia lain sebagai bagian dari tim pemasak. Hendra juga merekrut beberapa pekerja Indonesia di Saudi yang memiliki izin tinggal, namun tak punya pekerjaan untuk membantu di bagian distribusi. Total dijumlah ada lebih dari 100 WNI di Al Hussam.
"Total kita ada 150 orang produksi. Di dalam ada 60 orang, di luar 50 orang. Sisanya driver, logistik. Mereka bekerja pada musim haji ini 12 jam, dua shift," terangnya.
Sejak berdiri 30 tahun lalu, Al Hussam sebetulnya sudah melayani katering jemaah haji. Namun baru dua tahun ini ada sentuhan modern dengan sistem perencanaan lebih baik dan peralatan masak yang lebih modern. Mereka juga diawasi ketat oleh pemerintah Arab Saudi terkait sanitasi, kebersihan dan masalah kualitas makanan.
Haji 2016: Dapur Katering Terbesar/Pegawai Al Hussam tengah menyiapkan sajian makanan. (Foto: Rachmadin Ismail-detikcom) |
Ke depan, Al Hussam terus bertekad memperbaiki layanan katering pada jemaah haji Indonesia. Saat ini, dia mengaku masih kesulitan menciptakan makanan yang enak makan di lidah orang Indonesia karena kendala izin impor bumbu. Bila nanti izin itu didapat, maka dia bisa mendapat bumbu langsung dari Tanah Air agar bisa memuaskan para jemaah.
(Foto: Rachmadin Ismail-detikcom) |
"Yang saya buat tahun masih berupa makanan layak makan, belum enak makan. Tahun ini kita berusaha mendekati ke rasa. Kalau izin impor dapat, lalul lintas impor dapat. Kita bisa kembali ke masakan rasa nenek kita yang masak, nggak ada keterbatasan bumbu," harapnya.
Foto: Rachmadin Ismail-detikcom
0 Komentar untuk "Menengok Dapur Katering Terbesar Penyedia Makanan Bagi Jemaah Indonesia"